Rabu, 03 Juni 2009

KOMPOR SEKAM, ALTERNATIF ATASI KRISIS BBM

Sekam, adalah benda yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Karena mungkin semua orang sudah mengenalnya.Benda yang berupa kulit padi ini banyak kita jumpai di penggilingan-penggilingan padi, karena memang benda ini merupakan salah satu limbah dari penggilingan padi.
Di daerah kami, sekam sering digunakan untuk membakar batu bata oleh para pengrajin batu bata. Itupun hanya musiman. Mereka biasa melakukannya pada musim kemarau. Sedangkan pada musim penghujan, sekam sering tak digunakan.
Melihat hal tersebut, kami berusaha untuk lebih memanfaatkan sekam ini dengan mencoba membuat kompor sekam. Ternyata hasilnya luar biasa.
Kompor sekam yang berbahan dasar kaleng bekas ini ternyata dapat digunakan untuk memasak dengan cepat serta tidak banyak menimbulkan polusi. Berbeda apabila kita memasak menggunakan kayu bakar.
Bahan bakar kompor ini, selain sekam padi kita juga dapat menggunakan serbuk kayu limbah gergajian. Sehingga serbuk kayu yang sering kita abaikan, sekarang bisa kita manfaatkan kembali.

Bahan dan alat pembuatan kompor sekam :
- kaleng bekas
- gunting seng
- paku besar
- 2 batang kayu diameter 10cm

Cara pembuatannya :
- ambil kaleng bekas, buat 1 lobang berdiameter 10 cm di sebelah samping bawah
- buat lubang mengelilingi kaleng menggunakan paku

Cara penggunaannya :
- ambil 2 buah kayu berdiameter 10 cm
tegakkan sebatang kayu di tengah-tengah kaleng, dan satu batang lagi masukkan di lobang
samping bawah
- ambil sekam/serbuk kayu gergaji, masukkan ke dalam kaleng dan padatkan
- lepaskan kayu dari kaleng, maka akan terlihat lobang pada sekam/serbuk kayu
- nyalakan kompor sekam dengan menggunakan kertas/ranting melalui lobang samping bawah
- kompor sekam siap digunakan.

Selamat mencoba. 2b

Minggu, 24 Mei 2009

SURI TAULADAN, SARANA AMPUH MEMBANGUN KARAKTER ANAK

Setiap bel istirahat berbunyi, saya sering memperhatikan anak - anak. Mereka tampak ceria. dari wajah yang cemberut karena belum mendapatkan nilai yang memuaskan, maupun dahi yang mengernyit karena memikirkan jawaban dari pertanyaan guru yang belum ketemu berubah menjadi senyuman ceria. Mereka berhambur keluar kelas menuju satu tujuan yaitu kantin sekolah.
Setelah mendapatkan jajanan sesuai dengan apa yang mereka inginkan, merekapun asyik menikmatinya. Sambil bercanda, bermain, ataupun malah sambil berlarian. Sungguh suasana yang dapat menjadikan mereka "segar" kembali.
Suasana demikian akan segera berakhir setelah bel masuk berbunyi. Merekapun segera memasuki ruang kelas kembali. dan waktu yang notabene hanya sebentar (10") ternyata meninggalkan jejak yang cukup banyak, yaitu sampah yang berserakan. Walaupun sudah tersedia tempat sampah yang cukup memadahi, tetapi entah mengapa mereka enggan membuang sampah pada tempatnya.
Sering sudah saya memberikan nasehat, tapi sesering itu pula tabiat yang kurang terpuji itu terulang kembali. Lalu muncul dari benak pikiranku, mengapa anak -anak tidak peduli dengan lingkunganya sendiri ? Mengapa mereka tidak mempunyai kesadaran untuk berbuat demi kepentingan bersama ?
Keesokan harinya pada saat istirahat saya mengambil sampah bekas makanan anak yang dibuang sembarangan. Semua itu saya lakukan dengan keikhlasan tanpa banyak bicara atau komentar. Ternyata apa yag saya lakukan mendapat respon positif dari anak didik saya. Dan respon ini diluar dugaan saya, sehingga merekapun ikut mengambil sampah yang berserakan dan merasa risih apabila membuang sampah sembarangan.
Bagi beberapa guru mungkin kita pernah menjumpai hal - hal seperti itu !.Dan itu merupakan tugas mulia kita untuk "meluruskan kembali" kebiasaan yang kurang baik tersebut. Karena jika kita kaji lebih mendalam contoh peristiwa diatas menunjukkan salah satu karakter anak didik kita sekarang.
Seperti telah kita ketahui bahwa karakter seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan maupun lingkunganya.
Pendidikan formal terutama pendidikan dasar sangat berperan dalam pembentukan karakter anak oleh karena itu pendidikan dasar tidak boleh lepas dari pendidikan karakter anak.
Dimana dalam pendidikan formal juga harus memunculkan acuan - acuan yang terkandung dalam karakter seseorang, yaitu Trustworthines ( Loyal,jujur), Caring (peduli), Fairness (berpikir terbuka), Respect (menghargai orang lain), Citizenship (sadar hukum dan peraturan), Responsibility (bertanggung jawab).
Karakter anak didik kita, dapat kita bangun dengan membiasakan peserta didik utuk mampu memunculkan acuan - acuan yang ada dalam karakter tadi dikehidupan sehari hari. Acua - acuan yang ada dalam karakter akan muncul, kecuali dengan nasehat kita juga harus memberikan suritauladan yang baik.Dan Suritauladan ternyata memang merupakan sarana ampuh dalam membangun karakter anak.

Kamis, 07 Mei 2009

SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI

Kepada para bloger serta para pengurus psbg se Indonesia, selamat datang di blog kami. Masukan-masukan dari para pembaca sangat kami harapkan demi kemajuan blog ini. Untuk itu kepada para pembaca, kami harapkan pesan dan kesannya..


Trimakasih.